[Review] Age of Wonders 4 – Game Strategi Penuh Keajaiban

Lintang Ayomi |

Age of Wonders 4 Cover

Age of Wonders 4 hadir di tengah-tengah di mana pesona game strategi sudah tidak sebersinar dulu. Bagi gamers veteran, nama Age of Wonders tidak asing lagi bagi mereka. Bagaimana tidak, judul game turn-based strategi garapan studio asal belanda bernama Triumph Studios ini sudah muncul di permukaan dari tahun 1999. 

Usianya sudah hampir seperempat abad bukan? Namun, sebagai genre yang mungkin bagi sebagian gamers, terutama gamers generasi sekarang, tidak menarik lagi, beberapa pengembang yang mengembangkan game dengan genre ini masih belum menyerah. Mungkin ini semua karena mereka cinta dengan jenis game ini.

Kecintaan mereka terhadap game ini menghadirkan salah seri keempat dari Age of Wonders. Lantas, bagaimana gameplay yang dihadirkan oleh game satu ini? Maka dari itu, kami akan membahas Age of Wonders 4 di artikel ini. Penasaran? Yuk, simak!

Baca juga: [Review] Trinity Trigger – Klasik Action JRPG untuk Bernostalgia

Storyline

Seperti game strategi pada umumnya, tentu kita akan disuguhkan Campaign Mode untuk kamu yang ingin menikmati cerita yang disuguhkan Age of Wonders 4 ini. Secara alur cerita game ini melanjutkan seri ketiganya, yakni tiga raja penyihir dengan kekuatan hebat kembali setelah dilenyapkan. Kini mereka kembali menjadi sekelompok dewa.

Raja tersebut kembali menjadi seorang dewa bernama Godir dan memiliki kekuatan yang sangat kuat. Tak hanya bangkit kembali, sang raja tersebut memerintah para manusia. Karena dunia di game Age of Wonders terhubung dengan Astral Sea yang terisi oleh banyak dunia yang berisi beragam ras. 

Gameplay

Seperti yang kami jelaskan sebelumnya bahwa game ini merupakan game yang mengusung genre turn-based strategi. Bagi yang masih awam dengan genre ini dan belum bisa membedakan dengan real-time strategy, penjelasannya adalah alih-alih kita membangun infantry dan pasukan secara langsung dan menyerang musuh layaknya game-game seperti Age of Empire atau Warcraft, Age of Wonders 4 dimainkan dengan lebih taktis.

age of wonders gameplay

Pace-nya cenderung lambat. Di sini kamu akan mengelola kota dan memperluas teritori ke provinsi baru. Agar kerajaanmu semakin kuat, kamu harus membangun unit militer yang kuat. Selain itu, untuk pertempuran, kamu juga akan menyerang secara bergantian. Mungkin bagi yang pernah memainkan seri Civilization, game ini memiliki kemiripan style gameplay. 

Di awal permainan, kamu harus memilih faksi yang terdiri dari 19 faksi. Setelah memilih faksi. Kamu bisa memilih bentuk fisik yang kamu inginkan, entah itu manusia, orc, atau yang lainnya. Kemudian, setelah itu, kamu akan memilih culture dari faksimu. Di pilihan ini kamu ingin faksimu seperti apa, entah barbarian, feodal, atau yang lainnya.

Setelah kamu membuat faksimu, game ini dimulai dengan sebuah peta di mana hanya ada kerajaanmu saja. Untuk membuka peta tersebut, kamu harus mengeksplorasi peta tersebut.

age of wonders factions

Di game ini kamu harus memperhatikan sumber daya yang kamu miliki dan kamu dapatkan. Untuk mengembangkan peradaban masyarakatmu, banyak yang harus kamu tingkatkan, mulai dari pengetahuan hingga pasokan makanan. Selain itu, di sini kamu bisa memilih antara menjadi champions atau wizard kings

Graphics dan Audio

Setelah 9 tahun hiatus, seri keempat ini kembali dihidupkan oleh sang developer. Di seri ketiga, Age of Wonders pertama kalinya hadir dengan grafis 3D. Tentu saja, di masa itu, tepatnya di tahun 2014, grafiknya sangat mengalami perubahan yang sangat signifikan. Namun, apabila dibandingkan dengan seri keempatnya, kualitas grafisnya sangat berbeda.

age of wonders graphics

Ketika melihat Age of Wonders 3 dan dibandingkan dengan seri terbarunya ini, kami melihat grafis seri ke-3nya sangat kaku. Desain karakter di game penerusnya ini jauh lebih detail dan luwes. Postur ras manusianya makin mirip dengan manusia di dunia nyata. Selain itu, detail-detail lingkungannya juga semakin detail. Yang menurut kami betah memainkan game ini adalah komposisi warnanya yang cerah. 

Sementara itu, untuk audio Age of Wonders 4 memiliki kualitas efek suara dan lagu pengiring yang cukup dramatis. Setiap serangan yang dilayangkan oleh prajurit-prajurit terkesan realistis meski kami lebih merasakan kesan yang lebih kartunis. 

Kesimpulan

Gamers veteran yang sangat mencintai genre ini tentu akan merasa senang dengan kehadiran Age of Wonders 4. Setelah absen hampir 1 dekade, ternyata seri keempatnya ini mampu memberikan pengalaman yang sama, bahkan lebih seru. Lantas, apakah game ini worth it untuk dibeli? Tentu saja. Kami menyarankan kamu untuk membeli dan memainkan game turn-based strategy satu ini.