Akhirnya Final Fantasy XVI yang sudah ditunggu-tunggu oleh para penggemar seri FF datang juga. Kehadirannya memicu banyak perdebatan. Pasalnya, FF XVI mengusung gameplay mechanics yang jauh berbeda dengan pendahulunya.
Mungkin yang agak mirip adalah Final Fantasy XV yang notabene adalah seri sebelum seri ke-16 ini. Alih-alih menghadirkan gameplay turn-based seperti game Final Fantasy yang dikenal oleh fans-nya, FFXVI menghadirkan gameplay total action. Malah, RPG seperti elemen tambahannya saja.
Akan tetapi, sebagai game Final Fantasy, FFXVI tetap meneruskan elemen yang menjadi ciri khasnya. Apakah itu? Nah, pada kesempatan kali ini Tombol Media akan membahas apa saja hal-hal baru yang disajikan dalam game FFXVI. Daripada berlama-lama, yuk kita bahas game berikut!
Storyline Final Fantasy XVI
Seri FF satu ini membawa kembali setting ala medieval seperti seri-seri awal Final Fantasy. Game ini mengambil setting tempat di sebuah dunia bernama Valisthea, sebuah dunia yang terbagi atas dua benua (Ash dan Storm) memiliki kristal bercahaya bernama Mothercrystals yang menjadi sumber kehidupan. Banyak orang berbondong-bondong menuju suar tersebut agar mendapatkan kehidupan yang nyaman dan berkelimpahan.
Di antara kristal yang memberikan sumber kehidupan tersebut. Semua makhluk di Valisthea hidup damai. Sayangnya, kedamaian tersebut perlahan runtuh ketika entitas misterius bernama Blight mengancam Valisthea.
Di dalam seri keenam belas Final Fantasy ini kita akan memerankan seorang protagonis utama bernama Clive Rosefield. Ia merupakan anak pertama dari Kerajaan Rosaria. Ayah dari Clive merupakan orang yang memiliki kekuatan Phoenix di dalam tubuhnya. Phoenix ini merupakan Eikon berkekuatan api yang bersemayam dalam tubuh sang Dominant (orang yang membawa kekuatan tersebut).
Alih-alih Clive yang diturunkan kekuatan tersebut, Joshua Rosfield (adik dari Clive) adalah Dominant dari Phoenix. Namun, secara diam-diam, Clive malah orang yang membawa Eikon api lain, yakni Ifrit. Meski sama-sama berelemen api, Ifrit masuk ke dalam kategori Dark Eikon.
Ketika ia ditugaskan melindungi Joshua, adiknya tersebut mengeluarkan Phoenix dalam tubuhnya. Clive di saat itu seketika juga berubah menjadi Ifrit. Di situlah terjadi pertarungan antara dua Eikon api. Peristiwa naas terjadi ketika Clive berusia 15 tahun yang mengharuskan ia dengan tidak tahu membunuh adiknya sendiri ketika keduanya berubah menjadi Eikon.
Lantas bagaimana kelanjutan kisah Clive Rosefield sebagai Dominant dari Ifrit? Untuk mengetahui kisah lanjutannya, kamu harus memainkan game ini, ya!
Gameplay Mechanics Full Action
Mechanics yang mengusung gaya full action sebenarnya sudah diterapkan di tujuh tahun lalu, tepatnya pada Final Fantasy XV yang dirilis pada tahun 2016. Gaya seperti ini tentu sangat berbeda dengan game-game yang kita kenali sebelumnya. Sebenarnya, Final Fantasy VII Remake sudah mengusung gaya ini. Namun, ada hal fundamental yang berbeda ketika kita membandingkan FFXVI dengan FFVII Remake.
Di FFVII Remake, sebagai pemain, kita bisa menggunakan setiap karakter di battle melalui fitur switch character. Gaya seperti ini sebenarnya sudah diterapkan oleh game-game seperti Star Ocean atau seri Tales milik Bandai Namco.
Lain dengan FFXVI yang mengusung gameplay mechanics seperti Devil May Cry. Di sini, RPG yang kita kenal bukanlah menu utama, melainkan elemen yang melengkapinya.Â
Mungkin, Square Enix ingin sebuah game yang relevan dengan era sekarang. Apalagi banyak yang bilang bahwa gaya turn-based kini perlahan sudah mulai ditinggalkan (meski belum ada data secara pasti). Selain itu, FFXVI sangat friendly dengan pemain baru. Tombolnya pun sangat mudah dipahami dalam waktu yang singkat.
Kendati mengusung gameplay full action, FFXVI menampilkan banyak cutscene yang menunjukkan jalan cerita. Bagi kami, cutscene adalah elemen terpenting di dalam game ini. Pasalnya, setiap detail cerita, akan ditunjukkan di setiap cutscene.
Graphics dan Audio
Bagi gamers penggemar Final Fantasy pasti tahu bahwa tak hanya cerita saja yang menjadi jualan utama seri favorit mereka ini, melainkan graphics juga. Seburuk-buruknya seri Final Fantasy seperti FFXIII, tetap saja Square Enix ingin memberikan yang terbaik dari segi cerita maupun graphics. Alhasil, hasil kerja keras dari company yang berasal dari Jepang tersebut selalu bisa mendapatkan apresiasi dan antusiasme tinggi di antara fansnya.
Tak hanya graphics, audio merupakan kunci dari setiap game Final Fantasy. Seri Final Fantasy selalu jor-joran dari segi audio. Di seri ke-16 ini kamu akan merasakan betapa dramatisnya setiap momen di seri FF. Musiknya megah dan sound effect-nya super keren.
Apa Saja Hal Baru yang Ditawarkan?
Setiap seri Final Fantasy pasti selalu menawarkan pengalaman baru, entah itu dari gameplay ataupun cerita. Begitu juga dengan FFXVI. Apa saja hal yang baru yang akan kita temui?
1. Konten khusus dewasa
Final Fantasy dari masa ke masa seringkali membawa konsep cerita yang cukup berat. Mulai dari politik, corporate greed, hingga agama. Namun, di FFXVI ini, tak hanya konsep ceritanya saja yang dewasa, konten-kontennya pun dewasa.
Di sini kamu akan menemukan kata-kata kasar yang dilontarkan pada karakter-karakternya. Selain itu, seri ini adalah seri Final Fantasy yang penuh darah. Ditambah lagi dengan adegan seksnya yang sangat tabu ditonton oleh anak di bawah umur.
2. No more pretty boy
Protagonis di Final Fantasy hampir semua memiliki penampakan cowok manis ala bintang K-pop atau J-pop. Mereka biasanya berambut polem dan memiliki fitur yang kurang maskulin. Lihat saja Cloud Strife. Meski ia tentara bayaran, secara fisik iya lebih cocok sebagai bintang K-pop yang manis.
Berbeda dengan Cloud, Clive memiliki tampilan yang lebih garang. Selain itu, usia Clive di sini juga matang, meski di game ini ada 3 tahap Clive, yakni usia 15 tahun, 28 tahun, dan 33 tahun.
3. Total action
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, produser dari FFXVI ini merupakan produser yang menangani Final Fantasy XIV yang notabene game MMO. Bisa kita lihat di seri ke-16 Final Fantasy ini memiliki mechanics dengan pace yang cepat.
Kesimpulan
Mungkin Final Fantasy XVI merupakan upaya Square Enix dalam menggapai segmentasi lebih luas. Maklum saja, penikmat JRPG baru sangat sedikit jumlahnya. Apalagi, era sekarang game merambah ke platform mobile dan esport yang notabene cenderung action.
Maka dari itu, Square berusaha menarik pemain baru dengan menggarap game FF yang sangat action. Tentu saja, sebuah game yang besar seperti ini punya pro dan kontranya, apalagi mengingat jumlah party member yang sedikit dibandingkan seri-seri sebelumnya.
—————————————————————————————————————————
Itu dia pembahasan tentang seri Final Fantasy terbaru, Final Fantasy XVI. Bagi kamu yang ingin membaca artikel terkait review game (konsol, PC, atau mobile), berita game, dan hal-hal menarik seputar game lainnya, kalian bisa terus kunjungi situs, Instagram, Facebook, dan juga Twitter Tombol Media!