Menyelami Keunikan Game Low Poly 3D yang Kini Sedang Populer

Lintang Ayomi |

Low Poly 3D Games

Selain pixel art, game low poly kini juga sedang digandrungi oleh gamers dan pelaku game. Hal tersebut bisa ditemukan di banyak game yang rilis dengan format ini, di antaranya Untitled Goose Game, Journey, dan Cross Road. Sebenarnya, game dengan metode low poly ini bukanlah format baru. Pasalnya, sama seperti pixel art, low poly 3D hadir karena keterbatasan teknologi, yang kini diterapkan kembali meski teknologi semakin berkembang.

Lantas, apa sebenarnya game dengan format low poly 3D? Nah, pada kesempatan kali ini, Tombol Media akan membahas tentang apa itu game low poly dan bagaimana game dengan metode 3D seperti ini menjadi populer. Mau tahu pembahasan lebih lengkapnya? Yuk, simak!

Baca juga: Mengapa Game Pixel Art Sekarang Ini Begitu Populer?

Apa Itu Low Poly 3D?

Industri game telah mengalami evolusi yang luar biasa terutama dari segi grafis. Demi menciptakan pengalaman gaming yang semakin menggugah, estetika adalah hal yang tidak boleh luput, sehingga teknologi game mengubah grafis 2D yang sederhana hingga dunia 3D yang penuh dengan detail.

Namun, kini tak hanya dari seberapa detail grafis yang mampu diberikan oleh sebuah game yang menjadikan daya tarik. Artstyle yang unik dan menarik menjadi penting untuk menarik perhatian pemain. Maka dari itu, penerapan teknologi grafis lama kini populer lagi, salah satunya adalah low poly 3D.

Low Poly sendiri merupakan teknik 3D yang dengan penggunaan model yang terdiri dari sedikit poligon. Karakteristik utama dari teknik ini adalah tampilan visual yang lebih sederhana dengan bentuk geometris yang jelas. Bagi yang belum terbayang, teknik low poly ini bisa dilihat bagaimana grafis game-game di PlayStation pertama dan konsol yang satu generasi dengannya. 

Sejarah perkembangan low poly ini tentu melekat sekali bagaimana teknologi 3D berkembang. Konsep model 3D sendiri pertama kali dikembangkan adalah di 1960-an seiring dengan penelitian dan pengembangan teknologi komputer grafis. Akan tetapi, karena di masanya teknologi masih terbatas, sangat sulit untuk menciptakan model 3D dengan kompleksitas dan poligon tinggi. Kemudian, di tahun 1974, sebuah game garapan Jim Bowery bernama Spasim menjadi salah satu game 3D pertama di dunia

Game Low Poly Spacism

Kemudian di tahun 1980-an, model grafis 3D semakin berkembang dan diterapkan pada beberapa game. Namun, lantaran keterbatasan kekuatan komputasi pada saat itu, model 3D pada masa ini masih memiliki jumlah poligon yang rendah. Alhasil, kualitas model 3D di era itu sangat sederhana.

Setelah teknologi grafis semakin berkembang, di tahun 1990-an, industri game semakin ramai menggunakan model 3D untuk menciptakan dunia permainan yang lebih realistis dan imersif. Sebenarnya, teknologi 3D di era tersebut cukup berkembang sangat pesat. Bahkan sebuah studio yang kini diakuisisi Disney bernama Pixar, menggarap sebuah film 3D dengan model 3D yang kompleks bernama Toy Story.

Game Low Poly Toy Story

Sayangnya, karena teknologi gaming console (32bit dan 64bit) di eranya sangat terbatas, model 3D dengan poligon tinggi belum bisa diterapkan. Akhirnya, di era milenum baru, yaitu tahun 2000an, model 3D dengan poligon lebih tinggi sudah mulai bisa diaplikasikan di video game berkat kelahiran PlayStation 2, Xbox, dan juga GameCube yang memiliki teknologi yang jauh lebih powerful dan canggih. 

Game Low Poly Tomb Raider PS1

Ternyata, berkembangnya teknologi tidak selalu membuat pengembang ingin membuat game dengan grafis yang super realistis. Seperti yang kita tahu, game dengan poligon yang sangat tinggi tentu memakan budget yang sangat tinggi juga. Alhasil, sebagian developer terutama developer indie mencoba menggarap game dengan metode low poly.

Game Low Poly  Indie Game

Tentu saja tak popularitas low poly hari ini ada alasannya. Apa sajakah alasan tersebut?

Alasan Mengapa Game Low Poly Kini Populer?

1. Nuansa nostalgia 

Tak hanya 2D pixel art, gaya seni Low Poly seringkali mengingatkan para pemain pada masa-masa game klasik atau era konsol retro, terutama konsol 32bit. Penyampaian visual yang sederhana ini menghadirkan rasa nostalgia bagi pemain, terutama gamers yang lahir atau besar di tahun 90an. 

2. Gameplay unik

Keterbatasan dunia game low poly justru menghadirkan pengalaman gaming yang unik. Karena keterbatasannya, game dengan metode 3D seperti ini memiliki Kekhasan yang memberikan sensasi eksplorasi yang menyenangkan dan menyuguhkan pengalaman bermain yang berbeda dari game yang menggunakan metode 3D realistis dengan poligon tinggi.

3. Fleksibilitas dalam pengembangan dan rendah dalam biaya

Tentu saja, untuk membuat game AAA dibutuhkan biaya yang sangat tinggi, sehingga developer baru atau indie belum mampu membuatnya. Dengan demikian, artstyle seperti ini lebih mudah diimplementasikan oleh para pengembang game dengan jumlah tim yang kecil atau studio indie.

4. Kinerja yang ringan

Tidak hanya pihak pengembang saja yang diuntungkan, melainkan juga para pemainnya. Game dengan poligon rendah umumnya memiliki ukuran file yang lebih kecil. Hal ini memungkinkan game untuk dijalankan dengan lancar bahkan pada spesifikasi hardware yang tidak tinggi. 

—————————————————————————————————————————

Itu dia pembahasan tentang game low poly 3D berikut juga alasan mengapa game seperti ini mulai populer belakangan ini. Bagi kamu yang ingin membaca artikel terkait review game (konsol, PC, atau mobile), berita game, dan hal-hal menarik seputar game lainnya, kalian bisa terus kunjungi situs, Instagram, Facebook, dan juga Twitter Tombol Media!