Software penurun latency, NVIDIA Reflex, akan menuju Linux. Bagi para gamers atau enthusiast yang mengikuti perkembangan graphic card dan juga monitor, pasti mengenal apa yang disebut sebagai latency dan refresh rate. Di sisi lain, NVIDIA, sebagai salah satu produsen GPU tidak lama merancang teknologi bernama NVIDIA Reflex. Software ini didesain untuk mengurangi latensi antara pergerakan mouse dengan layar monitor. Tentu saja, kemampuan yang mumpuni dalam bermain game terutama first-person shooter dan disertai dengan latensi rendah akan meningkatkan probabilitas untuk menang.
Baca juga: Review HP Pavilion Gaming 15 – Laptop Gaming Murah Meriah
Salah satu alasan mengapa teknologi dari NVIDIA ini hadir karena meningkatnya kebutuhan gaming kompetitif yang semakin pesat disertai melonjaknya kompetisi esport di segala penjuru dunia, termasuk Indonesia. Sayangnya, teknologi NVIDIA Reflex ini hanya bisa diaplikasikan di sistem operasi yang paling banyak digunakan para gamers, yakni Microsoft. Di sisi lain, Valve meluncurkan sebuah teknologi bernama Valve Proton yang memungkinkan sistem operasi Linux untuk menjalankan sistem operasi Microsoft. Dengan demikian, NVIDIA memutuskan untuk memperluas distribusi teknologi ini ke sistem operasi Linux.
Salah satu produk gaming PC handheld rancangan Valve sendiri bernama Steam Deck ini sendiri juga menggunakan SteamOS di mana sistem operasi ini merupakan sistem operasi berbasis. Linux yang diinterpretasi oleh Valve Di sini lah Proton diaplikasikan secara maksimal agar penggunanya dapat memainkan game-game yang mereka beli melalui platform Steam. Kendati demikian, Steam Deck sendiri secara performa tidak ditenagai oleh teknologi rancangan NVIDIA, melainkan AMD yang merupakan kompetitornya.
Berdasarkan sebuah pull request GitHub, tiga request berbeda dibuat oleh teknisi NVIDIA, di antaranya DXVK, VKD3D-Proton, dan DXVK-NVAPI yang merupakan bagian lapisan penerjemahan dari apa yang teknisi akan ubah.
Dari salah satu request tersebut, NVIDIA menyatakan “untuk memberikan kompatibilitas dengan LatencyFleX perubahan ini akan hanya menggunakan antarmuka ID3DLowLatencyDevice ketika LatencyFleX tidak terdeteksi.”
Melihat hal ini, bisa disimpulkan bahwa NVIDIA ingin mengambil alih apa yang Valve lakukan pada sektor gaming. Selain itu, apakah langkah NVIDIA dengan menghadirkan NVIDIA Reflex ke Linux juga ingin mencari perhatian Valve agar Steam Deck selanjutnya menggunakan NVIDIA? Kita lihat saja!