Kratos: Sang Dewa Kekuatan yang Bengis Dari Mitologi Yunani

Lintang Ayomi |

Kratos

Sejak kemunculan game God of War di PlayStation 2, pesona dewa dari mitologi Yunani bernama Kratos semakin meningkat. Sosoknya dikenal sangat bengis dan memiliki kekuatan yang sangat besar. Di sisi lain, sosoknya di video game semakin kharismatik setelah game God of War yang sekarang penulisannya semakin mendalam dan personal. 

Alhasil, sosoknya yang dikenal kuat menjadi semakin manusiawi meski Kratos adalah sosok dewa. Kendati demikian, alih-alih sesuai dengan roots-nya, yakni mengambil dari mitologi Yunani, game God of War terbaru dianggap melenceng dari akarnya. Kratos berada di lingkungan dewa-dewa Nordik seperti Odin. 

Dalam mitologi Yunani yang mengenal banyak dewa dan makhluk legendaris, Dewa Kratos muncul sebagai salah satu sosok yang sangat memiliki pengaruh dalam kepercayaan masyarakat Yunani kuno. Lantas, siapakah Kratos sebenarnya? Dari mitologi mana Kratos berasal? Bagaimana Kratos berada di video game? Nah, pada kesempatan kali ini Tombol Media akan membahas siapakah itu Kratos dan sejarah Kratos di video game. Maka dari itu, mari simak artikel berikut hingga akhir!

Siapakah Kratos? Darimana Kratos Berasal?

Meski di God of War terakhir Kratos berada di tengah-tengah lingkungan kaum Nordik, dewa ini berasal dari mitologi Yunani. Nama lain dari Kratos adalah Cratus atau Cratos yang berhubungan dengan kekuatan. Sebagai dewa yang berasal dari Yunani, Kratos tidak hadir sendiri, karena ia adalah anak dari Pallas (sesosok Titan) dan Styx (Dewi dan juga sungai di dunia bawah tanah). Dewa ini bukanlah anak semata wayang, maka dari itu, Kratos memiliki tiga saudara lainnya, yakni, Nike (Dewi Kemenangan), Bia (Dewi Tenaga dan Kekuatan), dan Zelus (Dewa Kejayaan).

Sebagaimana yang muncul dalam trilogi God of War yang muncul pada PS2 dan PS3, karakter dewa satu ini sangatlah brutal dan tidak mengenal ampun. Ia seringkali mengejek Hephaestus dan Prometheus, serta seringkali menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan apapun. Ia sangat setiap dengan Zeus meski Dewa Petir tersebut sangat menindas, sehingga dengan cara apapun Dewa Perang ini akan melindungi rezim Dewa Zeus. 

Sosoknya muncul dalam berbagai narasi mitologis, yang dicatat dalam karya-karya sastra seperti “Theogony” karya Hesiod pada akhir abad kedelapan dan awal abad ketujuh Sebelum Masehi, di mana dewa satu ii disebut sebagai salah satu dari empat anak Titan, bersama dengan Bia, Nike, dan Zelus. Pada karya sastra ini, eksistensi dan pengembangan tokoh Dewa Perang ini tidak begitu banyak.

 

Dalam karya sastranya ini, Hesiod menjelaskan alasan mengapa Styx diperbolehkan tinggal bersama Zeus adalah karena raja dari para dewa sekaligus Dewa Petir ini telah menetapkan bahwa semua dewa atau dewi yang belum memiliki posisi di bawah Kronos akan diberikan jabatan di bawah tangannya. 

Selain ada di karya sastra berjudul “Theogony” garapan Hesiod, ia muncul dalam sebuah lakon tragedi berjudul “Prometheus Bound” yang sering dikaitkan dengan Aeschylus. Dalam lakon tersebut, Kratos dan saudaranya, Bia membawa Prometheus ke lokasi terpencil di sekitar hutan Scythian. Dua dewa-dewi kakak beradik tersebut ingin membawa Dewa Api tersebut untuk dikerangkeng di hutan belantara tersebut. Tentu saja, hal tersebut merupakan komando dari sang raja dewa, Zeus. Di dalam cerita ini, Zeus, Kratos, dan Bia nampak sangat antagonis dan tidak kenal ampun. Dalam lakon tragedi ini, Zeus digambarkan menjadi sosok tirani yang bengis. 

Sosok Kratos dalam Video Game

Dari beberapa catatan keberadaan tentang Dewa Perang dari mitologi Yunani ini di dalam video game, game pertama yang menghadirkan dewa bengis dari mitologi Yunani ini adalah God of War yang dirilis pada tahun 2005. Game ini digarap oleh sebuah studio yang memiliki headquarter di Los Angeles, California bernama Santa Monica Studios untuk console PS2. Di game pertamanya ini, Kratos merupakan seorang prajurit Sparta yang sangat berkuasa setelah menjual jiwanya pada Ares, Sang Dewa Perang. Namun, Ares meminta Kratos untuk melakukan suatu hal yang membuat Sang Dewa Perang ini malah menjadi dendam pada Ares. Di sini, Kratos menjadi sosok protagonis sekaligus anti-hero.

Seri God of War pertama membawa Santa Monica Studios melanjutkan sekuelnya yang dirilis pada tahun 2007. Di sekuelnya ini, setelah menumbangkan Ares, ia ingin juga menumbangkan dewa-dewa lainya di Olympus. Ternyata, sekuel God of War juga mendulang kesuksesan. Studio yang menggarap seri ini menggarap God of War III pada tiga tahun setelahnya.

Lama absen, Santa Monica Studios akhirnya menggarap kembali God of War pada tahun 2018 untuk PlayStation 4. Pada seri ini, Santa Monica Studios menggunakan pendekatan yang berbeda. Di sini, Dewa Perang ini tidak lagi berada di tanah Yunani, melainkan di tanah masyarakat Nordik. Di sini juga Dewa Perang ini menampilkan sisi “manusiawi” dan kebapakannya lantaran ia sudah memiliki anak bernama Atreus. 

Secara mengejutkan versi reboot dari God of War juga tak kalah suksesnya, kendati menggunakan pendekatan yang jauh berbeda. Akhirnya, di tahun 2022, God of War versi reboot dibuat sekuelnya dengan nama God of War Ragnarok.

Kesimpulan

Itu dia secuil pembahasan tentang Kratos, sang Dewa Kekuatan nan bengis dari mitologi Yunani. Sosok dewa satu ini sangatlah ikonik. Dengan badan kekar dan besar serta tato berwarna merah di wajah dan tubuhnya, membuat sosok Kratos sangat memorable bagi para gamers seluruh dunia. 

—————————————————————————————————————————

Itu dia ulasan tentang salah satu karakter game yang paling ikonik yang diambil dari mitologi Yunani. Bagi kamu yang ingin membaca artikel terkait review game (konsol, PC, atau mobile), berita game, dan hal-hal menarik seputar game lainnya, kalian bisa terus kunjungi situs, Instagram, Facebook, dan juga Twitter Tombol Media!