Chrono Cross: Menjelajahi Dunia Paralel yang Indah

Lintang Ayomi |

Chrono Cross

Bagi gamers yang hidup di era PS1, memainkan game Chrono Cross seperti terlarut ke dalam dunia paralel nan ajaib, serta ditemani dengan keindahan lagu dan artstyle-nya. Seperti yang kita tahu, kejayaan PS1 berbanding lurus dengan kejayaan RPG terutama game RPG garapan studio-studio Jepang. 

Namun, di antara yang lainnya, Chrono Cross bisa dikatakan salah satu game JRPG paling distingtif di masanya. Alhasil, Chrono Cross bisa dikatakan dari sekian banyak permainan yang mampu menciptakan kenangan abadi bagi gamers yang lahir atau tumbuh di tahun 90an hingga awal 2000an. 

Lantas, selain dari apa yang disebutkan sebelumnya, apa, sih, yang membuat game RPG ini begitu memorable bagi para gamers? Nah, pada kesempatan kali ini, Tombol Media akan mengulas game JRPG garapan Squaresoft (Square Enix) satu ini. Maka dari itu, mari simak sama-sama!

Baca juga: 10 Game RPG PS1 Terbaik dengan Cerita dan Gameplay keren

Sejarah Pengembangan Game Chrono Cross

Setelah kesuksesan game RPG dengan karakter yang didesain oleh Akira Toriyama berjudul, Chrono Trigger, pada tahun 1995 untuk Super Nintendo Entertainment System (SNES). Penggemar game tersebut sangat menyambut dengan antusias akan adanya sekuel untuk Chrono Trigger.

Chrono Cross Chrono Trigger

Dari pihak Squaresoft sendiri, mulai mengembangkan sebuah game berjudul Chrono Cross yang proyeknya dimulai dua tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1997. Banyak gamers berspekulasi apakah game dengan embel-embel Chrono ini akan menjadi sekuelnya atau tidak. Namun, Masato Kato, selaku pengarah atau director Chrono Trigger turut kembali turun tangan untuk menulis skenario dan menjadi gameplay director game Chrono Cross.

Chrono Cross Masato Kato

Awal mulanya, game ini dibuat dengan judul Chrono Brake  (dalam bahasa Jepang, “Brake” memiliki arti yang sama dengan “Break”). Namun, tim pengembang memutuskan untuk mengganti nama tersebut karena dianggap terlalu kaku. Akhirnya, setelah melakukan diskusi, mereka memutuskan untuk memberi nama “Chrono Cross” yang menggambarkan persilangan waktu dan dimensi.

Pengembangan game JRPG garapan Squaresoft ini sendiri berlangsung selama dua tahun lamanya. Akan tetapi, dalam sebuah wawancara, Masato Kato menyatakan bahwa dalam masa pengembangan Chrono Cross, tim internal-nya mengalami kesulitan terkait lantaran limitasi yang dimiliki oleh PlayStation yang mana platform yang mereka tuju untuk game ini. Syukurnya, mereka bisa melewati itu semua dan berhasil menyajikan semesta Chrono Cross yang cukup kompleks.

Adakah Hubungan Chrono Cross antara Chrono Trigger?

Ketika berita tentang Chrono Cross muncul ke media-media, banyak gamers bertanya-tanya apakah game RPG garapan Squaresoft ini memiliki hubungan dengan Chrono Trigger karena logo dan judulnya mirip? Misalkan punya hubungan, apakah Chrono Cross adalah sekuel dari Chrono Trigger?

Sebenarnya, Chrono Cross bukanlah sekuel langsung dari Chrono Trigger, kendati berbagi semesta yang sama. Alhasil, game ini dianggap sebagai spiritual successor atau penerus spiritual dari Chrono Cross. Pada saat peluncurannya, kami cukup mengiyakan lantaran secara desain karakter, Chrono Trigger sangat berbeda jauh dengan Chrono Cross.

Combat Mechanism Berbeda dan Unik

Secara sekilas, combat mechanism yang dimiliki oleh game RPG satu ini tidak berbeda jauh dengan game-game turn based RPG pada masanya. Akan tetapi, Masato Kato dengan timnya memberikan beberapa fitur yang membuat game ini cukup berbeda dengan game RPG turn-based kebanyakan pada eranya. 

Game RPG satu ini menghadirkan sebuah fitur unik bernama Field Effect Grid. Fitur yang disebut juga sebagai F-Grid ini merupakan semacam jaringan heksagonal yang dapat memengaruhi serangan dan pertahanan karakter dalam pertarungan. Karakter dapat bergerak di sekitar grid untuk mendapatkan keuntungan secara taktis, seperti meningkatkan serangan atau pertahanan mereka.

F-Grid terdiri dari beberapa heksagon yang berwarna, masing-masing mewakili elemen sihir yang berbeda, seperti api, air, angin, tanah, dan lain-lain. Setiap karakter dan musuh dalam pertarungan memiliki atribut elemen yang berbeda, dan elemen ini akan memengaruhi interaksi mereka dengan F-Grid.

Chrono Cross Field Effect

Selain itu, F-Grid juga memengaruhi pertahanan karakter terhadap serangan musuh. Jika karakter berada di heksagon dengan elemen yang sama dengan elemen serangan musuh, damage serangan cenderung akan melemah. Sedangkan, jika karakter berada di heksagon dengan elemen yang lemah terhadap serangan musuh, mereka akan menerima lebih banyak damage.

Chrono Cross Combat System

Fitur Field Effect tadi mungkin tidak akan ada apabila tidak ada sistem elemen. Masing-masing karakter dan musuh yang ada di game ini memiliki atribut elemen yang berbeda yang di antaranya api (merah), air (biru), angin (hijau), bumi (kuning), cahaya (putih), dan kegelapan (hitam). 

Selain kedua fitur di atas, game RPG garapan Squaresoft ini dilengkapi juga dengan fitur stamina. Fitur stamina ini memengaruhi serangan combo setiap karakter. Agar terus bisa berpartisipasi dalam pertarungan, kamu harus memperhatikan staminanya agar tidak kehabisan.

Jumlah Karakter yang Banyak

Seperti yang kita ketahui, game RPG PS1 yang dikenal dengan karakter bejibun adalah Suikoden. Akan tetapi, game JRPG satu ini juga turut menghadirkan sebuah game RPG dengan jumlah karakter yang sangat banyak, meski tidak sebanyak Suikoden. Total playable karakter di Chrono Cross berjumlah 45 karakter. Setiap karakter memiliki skill unik, sehingga gamers pasti penasaran untuk mendapatkan semua karakter. 

Chrono Cross Characters

Eksplorasi Dunia Paralel dengan Alunan Lagu yang Indah

Yang membuat game ini begitu ikonik adalah eksplorasi dua dunia yang berbeda, yakni Home World dan Another World. Yang menariknya adalah kedua dunia tersebut memiliki peristiwa yang berbeda tentang masing-masing karakter. Di Home World, sang karakter utama Serge hidup dan tumbuh besar hingga usia 17 tahun. Sementara, di dunia sebaliknya, sang karakter telah tiada. 

Selain itu, di masing-masing dunia menghadirkan karakter yang berbeda lantaran keduanya hadir dengan semesta yang berbeda. Berbedanya semesta dari kedua dunia ini memengaruhi dunia paralel dan bagaimana cerita berlanjut.

Ketika mengeksplorasi dunia Chrono Cross, ada hal yang membuat gamers sangat ingat, yakni lagu latar yang begitu ikonik. Komposisi lagu yang ada di Chrono Cross digarap oleh seorang maestro kenamaan Jepang, yakni Yasunori Mitsuda. Beliau telah menciptakan komposisi musik untuk banyak game kenamaan, mulai dari Xenogears, Chrono Trigger, Final Fantasy V, Shadow Hearts, dan masih banyak lagi.

Kesimpulan

Chrono Cross merupakan game JRPG yang kini masih digemari oleh para gamers dari seluruh penjuru dunia. Bahkan, tahun 2021 lalu, untuk bernostalgia kembali, Square Enix merilis versi remastered-nya. Sayangnya, kehadiran versi remastered-nya tidak disertai dengan penggarapan yang matang. Alhasil, banyak gamers yang kecewa dengan versi remastered-nya yang diberi judul Chrono Cross: The Radical Dreamers Edition. Tapi, untuk kamu yang ingin membeli, versi remaster-nya sudah diperbaiki oleh Square Enix, kok!

—————————————————————————————————————————

Itu dia ulasan tentang game JRPG kenamaan yang dulu berjaya di era kejayaan PSX/PS1 bernama Chrono Cross. Bagi kamu yang ingin membaca artikel terkait review game (konsol, PC, atau mobile), berita game, dan hal-hal menarik seputar game lainnya, kalian bisa terus kunjungi situs, Instagram, Facebook, dan juga Twitter Tombol Media!