Setelah kebijakan kontroversial yang mereka keluarkan beberapa waktu lalu, Unity 6 engine akan rilis tahun depan dengan fitur AI tools sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Munculnya kebijakan tersebut, membuat geram banyak developer terutama pengembang-pengembang indie. Melihat respon tersebut, Unity menanggapi hal tersebut setelahnya. Dengan demikian, Unity mencoba mendengar dan memahami komunitasnya atau pengguna engine-nya dengan memberikan solusi yang membantu mereka.
Baca juga: 7 Laptop Tipis Ini Cocok Untuk Gamers dan juga Desain Grafis
Berdasarkan laporan dari GameInduztry.biz, Di tahun 2024 depan, mereka akan merilis Unity 6 engine yang secara performa ditingkatkan, pengembangan game multiplayer yang diakselerasi, dan ekspansi Muse suite AI tools.
Presiden dan general manager Unity Create (tim yang bertanggung jawab atas pengembangan engine), Marc Whitten menyatakan perusahaan ini sedang melakukan strategi yang berisiko pada area di mana para kreator kami peduli, terutama pada engine Unity.
“Kami di sini mendengar dan memahami tantangan komunitas kami dan memberikan solusi yang membantu,” kata Whitten.
Ada tiga fitur Muse yang nanti bisa ditemukan oleh pengguna, di antaranya Muse Chat yang akan membantu pengembang mencari sumber-sumber di seluruh Unity, Muse Sprite yang berguna untuk memunculkan 2D sprites, dan Muse Texture yang berguna untuk membuat tekstur 2D dan 3D pada game. Lalu, ada tools lain yang sedang berproses di antaranya, Muse Animate, Muse Behaviour, dan Muse Sketch.
Selain itu, untuk menghindari masalah copywrite Whitten menyatakan bahwa tools ini telah dilatih pada data dan gambar yang Unity miliki atau yang telah terlisensi oleh Unity.
“Kami berfokus pada mengatur pengembangan kemampuan AI kami secara transparan dan bertanggung jawab,” ucap Whitten. “Pendekatan kami adalah untuk memastikan bagaimana kami bisa memberikan tools yang mudah digunakan untuk para kreator, sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, dan dengan output yang bisa membuat para kreator percaya diri ketika menggunakan teknologi ini pada proyek mereka.”
Kendati demikian, Whitten menyatakan bahwa tools ini adalah opsional. Menurutnya, penggunaan tools ini ditujukan untuk para kreator yang merasa buntu. Maka dari itu, para kreator bisa tetap terkendali dan tetap kreatif.