Setelah Industri Film, SAG-AFTRA Menyerang Perusahaan Game

Lintang Ayomi |

Setelah industri film diserang, SAG-AFTRA menyerang perusahaan game besar.

Setelah industri film diserang, SAG-AFTRA menyerang perusahaan game besar. Seperti yang diketahui sebelumnya, industri hiburan terutama film di Amerika Serikat sedang terjadi hal besar, yakni gugatan para pelaku industrinya yang terbentuk dalam sebuah serikat pekerja bernama SAG-AFTRA sedang melakukan mogok besar-besaran lantaran penggunaan Artificial Intelligence dalam industri ini.

Baca juga: Shigeru Miyamoto – Sosok di Balik Kesuksesan Nintendo

Tak lama serangan kepada industri film, serikat pekerja industri hiburan bernama SAG-AFTRA menyerang perusahaan game di mana targetnya kali ini adalah perusahaan-perusahaan game besar di Amerika Serikat. Serikat pekerja tersebut menyatakan bahwa diskusi mengenai kontrak telah menemukan jalan buntu, sehingga diperlukan kesepakatan bersama untuk melakukan pemogokan agar pekerja di industri ini mendapatkan upah yang layak dan juga mendapatkan perlindungan dari Artificial Intelligence. 

Pemogokan terhadap perusahaan TV dan film besar ini dimulai pada 13 Juli silam oleh pihak SAG-AFTRA ini. Alhasil, produksi film terhentikan akibat pemogokan yang dilakukan oleh sekelompok pekerja di industri film. Sementara itu, serikat pekerja ini memiliki kontrak terpisah dengan pengembang besar seperti Activision dan Electronic Arts. Kontrak tersebut direncanakan akan berakhir pada 7 November silam, namun telah diperpanjang selama setahun demi dilakukan diskusi lebih lanjut. 

SAG-AFTRA meminta kenaikan tarif retroaktif sebesar 11% untuk pekerja di industri game, diikuti kenaikan sebesar 4% dan 4% yang serupa dengan permintaan dari studio film. Sama seperti gugatan pada perusahaan film besar, pada perusahaan game, serikat pekerja ini juga meminta pekerja di industri video game dapat perlindungan dari AI yang menurut mereka bisa menjadi ancaman bagi para aktor dan pekerja lain yang berkecimpung di dunia video game. 

Menurut presiden SAG-AFTRA, Fran Drescher, perusahaan atau pengembang game tersebut serakah. 

“Sekali lagi Kecerdasan Buatan membahayakan anggota kami dan mengurangi kesempatan mereka untuk bekerja,” ucap Drescher. “sekali lagi, SAG-AFTRA akan menentang tirani demi kepentingan anggota kami.”

Dari pihak perusahaan yang berkecimpung dalam pembuatan game, menyatakan bahwa mereka berharap akan mencapai kesepakatan. 

“Kita semua ingin kontrak yang adil yang merefleksikan kontribusi penting dari para pekerja yang diwakili oleh SAG-AFTRA di dalam industri game ini yang memberikan hiburan kelas dunia ke miliaran pemain ke seluruh dunia,” ucap juru bicara untuk perusahaan game tersebut, Audrey Cooling.