[Review] The Lord of the Rings: Gollum – Cara Milking Terburuk

Lintang Ayomi |

The Lord of the Rings Gollum Cover

Baru saja The Lord of the Rings: Gollum hadir sebagai game baru yang mengangkat salah satu IP ternama di dunia karangan J.R.R Tolkien. Seperti yang kita ketahui, game yang mengangkat karya Tolkien tersebut selalu mengangkat karakter antara manusia atau elf. Dengan demikian, berbeda dengan game-game LOTR sebelumnya, game satu ini mengangkat salah satu karakter Gollum. 

Akan tetapi, dari berbagai media, game ini mendapatkan hujatan dan kritik keras. Lantas, apa yang membuat game ini dihujat? Nah, pada kesempatan kali ini Tombol Media akan membahas game The Lord of the Rings: Gollum. Mau tahu bagaimana ulasannya? Yuk, simak!

Baca juga: [Review] Warhammer 40,000: Boltgun – Game FPS Tampilan Klasik

Storyline

Sebagaimana judulnya, kamu akan berperan sebagai karakter bernama Gollum atau Smeagol. Apabila tidak asing dengan cerita The Lord of the Rings, kamu akan hafal dengan karakter ini yang memiliki dua kepribadian. 

The Lord of the Rings: Gollum Storyline

Cerita yang ada di dalam game ini mengambil setting waktu di antara cerita yang ada di novel The Hobbit dan The Fellowship of the Ring. Lebih spesifiknya lagi cerita dalam game ini mengambil sudut pandang dari cerita Tolkien yang berjudul Unfinished Tales tepatnya di tahun 3017 pada Third Age, 66 tahun setelah Bilbo Baggins berhasil merebut cincin One Ring dari sang Gollum di Gunung Misty.

Kesialannya Gollum tidak berhenti di situ saja, di tengah-tengah ia bertekad merebut kembali cincin One Ring, Gollum tertangkap oleh pasukan Goblin dan sekelompok Nazgul utusan Sauron. 

Dengan demikian, Gollum dipenjara dan dijadikan budak di Mordor. Dikurungnya di dalam penjara tidak membuatnya berhenti untuk mengurungkan niat awalnya. Alhasil, Gollum dibantu oleh seseorang yang misterius untuk kabur dari penjara. 

Gameplay

Tentu saja, hujatan yang dilontarkan oleh para gamers bukan tanpa sebab. Banyak hal yang membuat game ini cukup buang-buang waktu dan uang ketika memainkannya, salah satunya adalah gameplay-nya. Game ini mengusung gaya platformer dengan gaya stealth yang mencoba menggabungkan game seperti Uncharted dengan Assassin’s Creed. 

Sayangnya, eksekusi dari game ini sangatlah buruk. pergerakan dan control-nya terasa kaku dan clunky. Movement-nya pun terasa sangat kikuk apalagi melihat Sang Gollum melompat dari platform satu ke platform lainnya. Ada pergerakan Gollum yang mungkin terlihat unik seperti game-game stealth layaknya AC, yakni berlari di tembok. 

The Lord of the Rings: Gollum Gameplay

Selain itu, game ini menghadirkan fitur dua kepribadian yang dimiliki sang karakter utama, Smeagol si baik hati dan Gollum si jahat nan licik. Tentu saja, hal tersebut ingin dibawa karena karakter satu ini memang memiliki dua kepribadian seperti di novel dan filmnya. Dua kepribadian tersebut direpresentasikan melalui opsi dialog, yang menurut kami perannya sangat tidak signifikan. 

Mungkin sang developer Daedalic Entertainment ingin mengambil unsur-unsur yang ada di dalam game-game RPG barat di mana opsi dalam dialog akan membentuk jalan cerita. Sekali lagi sayang, eksekusi dari segi ini pun sangat buruk. Opsi percakapan ini juga tak hanya pelengkap supaya sesuai dengan Gollum yang asli.

Grafis dan Audio

Baik, mungkin secara gameplay sangat buruk. Gameplay buruk bisa ditutupi dengan grafis yang bagus bukan? Tentu saja tidak dengan The Lord of the Rings: Gollum. Daedalic Entertainment sepertinya tidak menyelesaikan diskusi mereka terkait dengan artstyle-nya. Alih-alih bergaya kartun atau realistis, game satu ini membawa artstyle yang serba tanggung.

The Lord of the Rings: Gollum Grafis

Apalagi diadu dengan kualitas grafis game-game sekarang, TLOTR Gollum sangat jauh dari segi detail maupun artstyle. Mungkin, di awal kami bisa mentolerir karena mereka menggunakan Unreal Engine 4. Namun, seharusnya engine yang terhitung lama tersebut masih bisa digunakan untuk membuat game-game dengan grafis berkualitas. Coba saja bandingkan dengan game-game dengan Unreal Engine yang dirilis sekitar 5-7 tahun lalu. Tapi, audio di game ini cukup digarap dengan lumayan (kami tidak bilang baik karena masih banyak kekurangan di segi ini). 

Kesimpulan

Game ini sebenarnya sudah diramalkan akan menjadi game buruk di awal trailernya. Melihat cuplikan awal trailernya saja kami pun tak tergugah untuk mencobanya. Di sini, kita bisa menyimpulkan bahwa IP besar seperti karya J.R.R. Tolkien pun bisa menjadi super buruk seperti game satu ini apabila dibuat dengan tidak matang. Terlebih lagi, versi PS5 game ini dibanderol dengan harga yang cukup mahal, yakni di kisaran Rp800 ribuan. 

The Lord of the Rings: Gollum System Requirements

Minimum

  • OS: Windows 10/11
  • Processor: Intel Core i5-4690 / AMD Ryzen 3 1300X
  • Memory: 8 GB RAM
  • Graphics: Nvidia GTX 1060, 6GB / AMD Radeon R9 290X, 4GB
  • DirectX: Version 12
  • Storage: 45 GB available space

Recommended

  • OS: Windows 10/11
  • Processor: Intel Core i7-8700K / AMD Ryzen 5 3600X
  • Memory: 16 GB RAM
  • Graphics: NVIDIA GeForce RTX 3070, 8GB (with DLSS Quality Setting) / AMD Radeon RX 6750 XT, 12GBi
  • DirectX: Version 12
  • Storage: 45 GB available space

—————————————————————————————————————————

Itu dia ulasan game yang digadang-gadang sebagai game terburuk di tahun 2023, The Lord of the Rings: Gollum. Bagi kamu yang ingin membaca artikel terkait review game (konsol, PC, atau mobile), berita game, dan hal-hal menarik seputar game lainnya, kalian bisa terus kunjungi situs, Instagram, Facebook, dan juga Twitter Tombol Media!