Pekerja Activision Blizzard mengutarakan apa saja yang telah dilakukan Bobby Kotick selama menjabat sebagai CEO di perusahaan tersebut. Bobby Kotick, mantan CEO yang telah lama menjabat menjadi pimpinan di salah satu game terbesar Activision Blizzard tak lama mengundurkan diri dari perusahaan yang membesarkan namanya tersebut. Bersamaan dengan namanya yang semakin besar, Kotick juga memunculkan sejumlah kontroversi yang mencoreng namanya sendiri di industri game internasional. Setelah beberapa tahun memimpin Activision Blizzard, akhirnya pada 29 Desember tahun lalu, Kotick mengundurkan diri.
Baca juga: Shigeru Miyamoto – Sosok di Balik Kesuksesan Nintendo
Beberapa waktu lalu, muncul pemberitaan bahwa Bobby Kotick telah melakukan pelecehan kepada pekerja perempuan yang bekerja di perusahaan game besar tersebut. Ternyata, pemberitaan negatif yang menimpa mantan CEO Activision Blizzard tersebut telah tervalidasi dan terkonfirmasi. Bahkan, beberapa pekerja yang bekerja di dua perusahaan game besar yang bergabung pada 2008 ini mengungkapkan beberapa hal yang telah dilakukan Kotick.
Seorang mantan programmer di Demonware (pengembang game Call of Duty), Christina Pollock mengungkapkan pengalamannya ketika bekerja di bawah komando Kotick melalui akun X.com atau Twitter-nya.
“Pada bulan-bulan awal saya bekerja, muncul sebuah berita bahwa ia (Kotick) mengancam untuk membunuh seorang karyawannya,” ucap Pollock. Sayangnya, menurut Christina Pollock, di saat itu belum ada yang berani untuk mengungkapkan kebusukan yang dilakukan Kotick selama menjabat sebagai pimpinan perusahaan tersebut. Pollock menambahkan bahwa kejadian tersebut terjadi saat tahun 2006.
Kemudian, seseorang yang kini menjabat sebagai development manager di Activision Blizzard, Andy Belford, mengungkapkan ketidak pedulian Kotick terhadap hal-hal yang penting yang diutarakan oleh pekerja di Activision Blizzard di X.com atau Twitter. Para pekerja tahu bahwa Overwatch 2 akan mendapatkan review buruk dari para gamers di Steam. Belford menyatakan bahwa Kotick memaksakan bahwa Overwatch 2 harus dirilis di Steam tanpa mendukung tim komunitas.
Kotick sendiri meninggalkan warisan keuntungan yang besar pada perusahaan Activision Blizzard. Namun, seberapa besar kontribusinya dalam perusahaan tersebut, tetap saja sebuah perusahaan perlu lingkungan yang kondusif bagi para pekerjanya agar perusahaan tersebut mampu menjadi tempat nyaman bagi para karyawan untuk bekerja dan berkembang.