Bagi pecinta seri Final Fantasy, banyak yang merasa Final Fantasy VIII bukan seri favoritnya. Pasalnya, banyak yang merasa sistem dan fitur-fitur yang ada di seri ini begitu menyulitkan dan menyebalkan bagi para pemainnya. Namun, bagi para penikmatnya, justru Final Fantasy VIII mampu menyuguhkan berbagai aspek yang memorable bagi diri mereka, terutama karakter-karakter yang ikonik dan juga cerita yang cukup dramatis.
Bagi beberapa orang, mungkin cerita Final Fantasy VIII adalah salah satu yang menarik karena tak hanya menyuguhkan kisah romansa ala remaja saja, namun juga intrik-intrik tentang dunia-nya. Nah, bagi yang ingin tahu bagaimana keseluruhan isi dari Final Fantasy VIII, Tombol Media akan membahas game JRPG satu ini. Penasaran bagaimana? Yuk, ikuti artikel berikut!
Baca juga: Xenogears: Proyek Ambisius dengan Cerita yang Filosofis
Plot Cerita Final Fantasy VIII
Cerita diawali dengan dua laki-laki remaja umur 17/18, Squall Leonhart dan Seifer Almasy sedang berlatih pedang. Namun, latihan tersebut ternyata semakin serius. Keduanya saling menyayatkan Gunblade (pedang dengan gagang seperti pistol) dan menghasilkan luka. Alhasil, Squall harus dirawat di infirmary atau klinik sekolahnya, Balamb Garden.
Di sisi lain, Balamb Garden sedang mencanangkan sebuah misi sebagai tugas akhir siswa-siswanya. Misi tersebut adalah untuk menghentikan sebuah negara bernama Republic of Galbadia yang sedang menginvasi Dollet. Berdasarkan permintaan dari pemerintah Dollet, akhirnya pasukan yang terdiri dari siswa-siswi Balamb Garden bernama SeeD ditugaskan ke Dollet.
Di sini, Quistis, sebagai instruktur dari para SeeD memerintahkan Squall, Zell, dan Seifer untuk menjalankan misi tersebut. Sayangnya, pada misi tersebut, Seifer sebagai pimpinan tim tidak mau menuruti perintah dan mengabaikan timnya. Pada perjalanannya, Squall bertemu dengan anak baru bernama Selphie yang berasal dari sekolah lain di daerah yang sangat jauh, Trabia Garden. Di sinilah Selphie bergabung dengan Squall dan Zell dalam menjalani misi menyelamatkan Dollet.
Setelah misi tersebut, Balamb Garden membuat pesta pelepasan atau kelulusan atas siswa-siswa yang telah lulus. Di pesta ini lah Squall bertemu dengan sesosok gadis bernama Rinoa yang mengajaknya berdansa. Squall bukanlah orang yang pandai berdansa. Ia kaku dan juga kikuk. Sisi introvertnya memang membuatnya bukan menjadi laki-laki yang luwes, berbeda dengan Rinoa. Setelah dansa singkat, Rinoa pun mengucapkan selamat tinggal pada Squall.
Setelah inilah, Squall diajak kembali oleh Quistis untuk berlatih di tempat latihan yang ada di Balamb Garden untuk menyambut hal-hal yang lebih hebat terjadi ke depannya. Esok harinya, Squall, Selphie dan juga Zell ditugaskan kembali oleh Balamb Garden untuk membantu Rinoa yang ingin melawan upaya Galbadia dalam mengokupasi Timber.
Ternyata, rencana Galbadia untuk menduduki Timber adalah ulah dari seorang penyihir bernama Edea. Lantas, bagaimana perjalanan Squall dan kawan-kawan dalam melawan penyihir tersebut. Bagaimana keadaan dunia di saat itu? Untuk tahu lebih lanjut, coba mainkan game ini, ya.
Latar Belakang Penggarapan Final Fantasy VIII
Dua tahun setelah perilisan Final Fantasy VII, Squaresoft merilis kembali seri Final Fantasy selanjutnya, yakni FFVIII. Mulainya pengembangan FFVIII ini tepat selama Final Fantasy VII sedang ditranslasikan ke bahasa Inggris. Di saat itu pulalah Squaresoft bersama dengan executive producer FFVIII dan producer dari beberapa seri Final Fantasy sebelumnya, Hironobu Sakaguchi, juga berfokus pada pengembangan movie pertama Final Fantasy, yaitu Final Fantasy: Spirit Within.
Karena fokusnya terhadap film animasi 3D Final Fantasy pertama tersebut, Sakaguchi menyerahkan kepemimpinan game FFVIII ini kepada Yoshinori Kitase yang mengarahkan mekanisme battle pada game FFVIII. Tentu saja, mekanisme battle-nya di seri kedelapan Final Fantasy ini didukung oleh sosok lain, yakni Hiroyuki Ito. Sementara itu, untuk posisi Sakaguchi sebagai produser ditempati oleh Shinji Hashimoto.
Berbeda dengan pendahulunya, FFVIII memiliki hal yang berbeda, yakni adanya 3 orang yang berjalan bersamaan selama menelusuri tempat di game. Hal tersebut bagi pemain Final Fantasy terkesan lebih realistis. Pasalnya, di game sebelumnya hanya ada 1 orang, yakni karakter pertamanya yang berjalan-jalan menelusuri tempat di game. Ternyata dalam pengembangan fitur tersebut, tim penggarap FFVIII mengalami kesulitan.
Di samping itu, ada fitur menarik yang ada di FFVIII ini, yakni fitur card game bernama “Triple Triad”. Card game yang terinspirasi dari trading cards seperti Pokemon ini diinisiasi oleh seorang programmer bernama Kentarow Yasui. Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik atau hal yang paling memorable bagi para gamers yang memainkan seri ini.
Desain visual
Segi grafis dari seri kedelapan ini mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Pertama dari segi desain di setiap karakternya lebih terkesan realistis dibanding FFVII yang lebih terlihat anime. Pengarah visual untuk seri ini adalah Tetsuya Nomura. Sebelumnya, ia juga merancang di FFVII. Namun, untuk seri kali ini bersama dengan art director Yusuke Naora ingin merancang karakter yang secara proporsi lebih realistis.
Di samping itu, hal yang menjadikan FFVIII memanjakan mata adalah kualitas grafisnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, alih-alih hanya satu karakter saja ketika mengeksplorasi tempat, kini seluruh anggota party yang sedang digunakan juga ikut berjalan secara real-time. Proporsi tubuh masing-masing karakter juga lebih proporsional. Di sini tidak ada lagi karakter yang secara proporsi dijadikan “pendek” seperti yang ada di game-game sebelumnya.
Alhasil, FFVIII ini mampu meningkatkan standar baru pada grafis PlayStation. Apalagi, penerapan FMV atau full motion video yang cinematic dan seperti film animasi ala Disney yang membuat pemainnya menunggu momen ini. Grafis yang ada pada FMV FFVIII terasa lebih realistis dibandingkan FFVII. Di sini karakter laki-laki seperti Squall atau Seifer terlihat tampan, dan karakter perempuan seperti Rinoa, Quistis, atau yang lainnya terlihat cantik. Hal ini yang membuat beberapa pemainnya merasakan pesona setiap karakter.
Sementara itu, untuk in game graphic, Squaresoft masih menerapkan 2D pre-rendered background seperti di game sebelumnya. Mungkin metode ini yang paling memungkinkan di era tersebut. Sedangkan, ketika pemain keluar menuju world map, lingkungan berubah menjadi full 3D.
Gameplay
Seperti game Final Fantasy sebelumnya, FFVIII tetap menghadirkan 3 karakter yang bisa dimainkan sekaligus. Di sini masih menerapkan random encounter di mana battle terjadi secara tiba-tiba di tempat-tempat tertentu terutama world map. FFVIII masih menghadirkan fitur seperti game-game sebelumnya, yaitu kendaraan yang mempercepat perjalanan di world map. Di game ini pemain bisa menggunakan mobil, kereta, Chocobo, Balamb Garden sebagai perahu, dan juga pesawat (Ragnarok).
Tentu Final Fantasy takkan lengkap tanpa kehadiran sosok summon atau monster-monster yang membantu di setiap pertarungan. Di game ini, sosok monster tersebut bernama Guardian Force atau GF. Bisa dibilang, jumlah summon atau GF di FFVIII jumlahnya adalah yang paling banyak. Selain itu, beberapa GF harus kamu dapatkan dengan cara-cara tertentu.
Di FFVIII tidak ada lagi yang namanya MP atau magic points yang membatasi pemakaian magic. Alih-alih dengan MP, penggunaan magic akan dibatasi oleh jumlah magic yang pemain simpan. Untuk memperoleh magic pemain menggunakan fitur draw yang bisa diatur di Junction.
Nah, fitur Junction ini yang membuat game ini cukup kontroversial di kalangan pecinta FF. Beberapa fans ada yang suka, namun yang lainnya merasa aneh. Di sistem Junction ini pemain bisa meningkatkan stats dan juga mengatur command list yang ada ketika battle. Fitur experience point (EXP) dalam FFVIII juga cukup berbeda dengan yang sebelumnya, meski beberapa hal masih sama, yaitu EXP akan naik apabila pemain menang dalam sebuah battle dan apabila EXP mencapai pada titik tertentu, pemain akan naik level dan stats-nya juga ikut naik.
Namun, yang membedakan dari level sebelumnya adalah level musuh juga bisa naik seiring berjalannya waktu. Hal ini juga yang menghasilkan dua kubu antara yang suka dengan yang tidak. Pasalnya, semakin tinggi level pemain, musuh juga semakin kuat. Bagi sebagian orang, buat apa susah-susah melakukan grinding apabila musuh juga ikut semakin kuat. Padahal, fungsi dari grinding itu adalah memperkuat karakter agar bisa menaklukan musuh yang kuat.
Karakter Utama Final Fantasy VIII
- Squall Leonhart
Usia: 17 tahun (lahir 23 Agustus)
Tinggi: 177 cm
Senjata: Gunblade
Limit Break: Renzokuken
Squall merupakan protagonis utama dari FFVIII. Ia karakter yang sangat pendiam dan cukup ketus ketika ditanya. Squall jarang bertanya dan dianggap seorang lone wolf. Namun, seiring berjalannya waktu Squall menjadi sesosok pemimpin SeeD yang bertanggung jawab dan tegas. Selain itu, Squall punya masa lalu tinggal di sebuah panti asuhan bersama teman-teman SeeD-nya.
Karakter Squall ini terinspirasi dari seorang aktor River Phoenix. Berdasarkan pernyataan dari Tetsuya Nomura, karakter yang dimiliki Phoenix seperti rambut panjang dan tampilan yang feminin adalah ciri khas yang menjadi inspirasi pembuatan karakter Squall.
- Rinoa Heartilly
Usia: 17 tahun (lahir 3 Maret)
Tinggi: 161 cm
Senjata: Blaster Edge
Limit Break: Combine, Angel Wing
Rinoa adalah protagonis perempuan utama yang menjadi love interest dari Squall. Sifatnya berbeda dengan Squall yang pendiam. Rinoa adalah anak dari General Caraway, seorang tentara Galbadia terhebat dan Julia Heartilly, seorang musisi terkenal. Perkenalan Rinoa dengan Squall adalah ketika SeeD menjalankan misi ketika Rinoa ingin memberontak atas okupasi Galbadia terhadap Timber. Seiring waktu, Rinoa semakin dekat dengan Squall dan keduanya jatuh cinta.
- Seifer Almasy
Usia: 18 tahun (lahir 22 Desember)
Tinggi: 188 cm
Senjata: Hyperion
Limit Break: Fire Cross
Seifer merupakan salah satu antagonis utama dari seri FFVIII. Ia juga merupakan rival dari Squall. Seifer memiliki kemampuan yang sangat hebat. Namun, karena kehebatannya tersebut, Seifer sangat arogan dan tidak mau mengikuti perintah dari Balamb Garden. Meski Seifer memiliki sifat yang arogan, ia dalam hatinya menaruh hormat pada kemampuan Squall.
- Zell Dincht
Usia: 17 tahun (lahir 17 Maret)
Tinggi: 165 cm
Senjata: Gloves
Limit Break: Duel
Zell memiliki karakter yang energik dan penuh semangat. Ia sangat berisik dan sering membuat beberapa karakter risih. Meski seperti itu, Zell sangat ahli dalam beladiri tangan kosong. Tak hanya itu saja, Zell memiliki jiwa yang mudah berkawan dengan siapa saja.
- Selphie Tilmitt
Usia: 17 tahun (lahir 16 Juli)
Tinggi: 156 cm
Senjata: Nunchaku
Limit Break: Slot
Mungkin Selphie adalah versi perempuan dari Zell. Karakternya sama-sama sangat ekstrovert dan kekanak-kanakan. Ia selalu melontarkan kata “Booyaka!” di beberapa kesempatan. Selphie sendiri adalah murid pindahan dari Trabia Garden. Sayangnya, dibalik sifat periangnya ini menyimpan kesedihan. Jadi, agar tidak mau orang lain melihatnya sedih, ia tetap gembira.
- Quistis Trepe
Usia: 18 tahun (lahir 4 Oktober)
Tinggi: 168 cm
Senjata: Whip
Limit Break: Blue Magic
Di Balamb Garden, Quistis bisa dibilang adalah murid yang paling berbakat. Pada usia 15 tahun, ia sudah menjadi SeeD dan pada usia 18 tahun, ia menjadi instruktur di Balamb Garden. Meski ia adalah instruktur, ia bukanlah instruktur yang galak. Ia adalah karakter yang tenang dan menjaga emosinya. Namun, ia sering menyendiri ketika sedang merasa cemas. Quistis secara diam-diam juga menyukai Squall, tetapi ia sadar rasa sayangnya terhadap Squall membuatnya merasa seperti kakak.
- Irvine Kinneas
Usia: 17 tahun (lahir 24 November)
Tinggi: 183 cm
Senjata: Shotgun
Limit Break: Shot
Irvine adalah sosok yang flamboyan dan suka merayu para perempuan. Kemampuan menembak yang dimilikinya sangat hebat. Irvine memiliki ketertarikan pada Selphie. Demi membuat Selphie tertarik, ia membantu Selphie agar menggapai cita-citanya untuk tampil di panggung dengan sebuah band.
- Laguna Loire
Usia: 27 tahun (flashback) 44 (di cerita utama) (lahir 3 Januari)
Tinggi: 175 cm
Senjata: Machine Gun
Limit Break: Desperado
Laguna adalah seorang tentara Galbadia yang memiliki sifat ceria dan suka menolong. Ia sangat dihormati oleh kedua sahabatnya, Kiros dan Ward, meski seringkali membuat keputusan yang sangat impulsif. Ia sangat berani dan kadang sembrono, sehingga seringkali membawa kedua temannya tersebut ke dalam situasi yang membahayakan.
- Kiros Seagill
Usia: 23 tahun (flashback) 40 (di cerita utama) (lahir 5 Juli)
Tinggi: 191 tahun
Senjata: Katals
Limit Break: Blood Pain
Kiros adalah sahabat dari Laguna dan Kiros. Ia adalah pribadi yang sangat perhatian. Kiros juga sosok yang setia kawan dan menjadi kawan Laguna sampai mereka tua.
- Ward Zabac
Usia: 25 tahun (flashback) 42 (di cerita utama) (25 Februari)
Tinggi: 217 cm
Senjata: Harpoon
Limit Break: Massive Anchor
Meski Ward terlihat besar, menyeramkan, dan intimidatif, Ward di dalam hatinya adalah seorang yang peduli dan penyayang. Ia juga orang yang setia kawan, sehingga di masa tuanya ia masih menjadi sahabat dari Laguna dan Kiros.
- Edea Kramer
Usia: Tidak diketahui
Tinggi: Tidak diketahui
Senjata: Tidak ada
Limit Break: Ice Strike
Di awal perkenalannya, Edea dirasuki oleh penyihir dari masa depan bernama Ultimecia. Ketika berada di bawah pengaruh penyihir tersebut, ia menjadi sosok yang sadis dan haus kekuasaan. Padahal, sebenarnya Edea adalah sosok yang keibuan dan juga lembut.
Kesimpulan
Dibalik pro dan kontranya, Final Fantasy tetap menjadi salah satu game yang penuh kenangan bagi para gamers. Ceritanya juga berbeda dengan pendahulunya yang lebih gelap. Namun, Yoshinori Kitase selaku produser game (dalam wawancaranya dengan Game Informer) ini ingin membawa kenangan masa SMA-nya dulu. Dengan demikian, FFVIII hadir dengan kisah drama percintaan remaja beserta intrik-intriknya.
—————————————————————————————————————————
Itu dia pembahasan tentang salah satu seri Final Fantasy, yakni Final Fantasy VIII. Bagi kamu yang ingin membaca artikel terkait review game (konsol, PC, atau mobile), berita game, dan hal-hal menarik seputar game lainnya, kalian bisa terus kunjungi situs, Instagram, Facebook, dan juga Twitter Tombol Media